Review Buku Think Like A Freak – Berpikir Sedikit Lebih Berbeda, Lebih Keras, dan Lebih Bebas.

Kali ini Arum memilih membuat review buku Think Like A Freak. Judulnya menarik, menantang, dan agitatif – bagi yang pada dasarnya punya dasar-dasar untuk ‘being a freak’ dalam dirinya – seperti anda. Tetapi akan membuat mereka yang bersedia berpikir lurus, sadar berpikir dalam kerangka nyaman dan aman, untuk merasa berdosa karena telah membaca sesuatu yang tidak layak.

Pas nentuin judul, saya jadi ingat kata-kata seorang entertainer – Pandji Pragiwaksono. Saya yakin kebanyakan dari kalian sudah tahu siapa Pandji ini. Kalau nggak tahu, googling ajalah biar cepet. Hehehe.

Beliau mengatakan, “Sedikit beda lebih baik daripada sedikit lebih baik.” Nah, buku ini mengajarkan kita untuk bisa berpikir seperti orang aneh. Orang aneh yang dimaksud adalah orang yang dianggap tidak biasa karena cara berpikirnya yang lebih berbeda, lebih keras, dan lebih bebas. Jadi, lebih aneh yang lebih baik.

Review Buku Think Like A Freak | arum.me
Review Buku Think Like A Freak | Berpikir sedikit lebih berbeda, lebih keras, dan lebih bebas.

Buku yang ditulis oleh Steven D. Levitt dan Stephen J. Dubner ini adalah rangkaian dari buku Freakonomics dan SuperFreakonomics. Tapi bukunya tetap bisa kita beli secara terpisah, dan bukan seperti novel yang kisahnya berkelanjutan juga, jadi tenang saja kalau punya rencana ingin beli satu buku ini saja.

Think Like A Freak adalah buku terlaris versi New York Times. Terlihat baik dari bagian belakang atau dalam buku, terdapat banyak komentar positif dari berbagai pihak yang sudah membaca buku ini. Menurut saya pribadi, buku ini ditulis secara cerdas. Bagaimana tidak, kedua penulisnya adalah orang-orang yang tidak perlu lagi diragukan profesionalitasnya.

Levitt adalah seorang profesor yang menerima Medali John Bates Clark (penghargaan untuk ekonom paling berpengaruh di AS). Sementara Dubner adalah seorang penulis pemenang penghargaan, wartawan, dan tokoh di dunia broadcasting. Keduanya berkolaborasi dan menciptakan buku revolusioner yang memaparkan pemikiran yang tidak biasa, aneh, dan jarang terpikirkan oleh kebanyakan orang.



Dalam buku ini juga disertakan bukti-bukti dari narasumber terpercaya bahwa cara “berpikir seperti orang aneh” ini telah berhasil menyelesaikan berbagai masalah, baik masalah kecil maupun global. Selain itu, cara ini juga bisa diterapkan di berbagai bidang yang ingin kita kembangkan.

Terdapat 9 bab menarik yang menjelaskan apa dan bagaimana cara berpikir seperti orang aneh. Saya dibuat tidak berhenti berkata, “Benar juga ya” atau “Kok nggak terpikir sebelumnya sih.” Penulis juga menyertakan kisah-kisah nyata yang inspiratif yang bisa dijadikan contoh.

Hal yang paling membekas setelah membaca buku ini adalah bagaimana menulis memaparkan bahwa hal tersulit untuk dilakukan bagi kebanyakan orang adalah mengakui bahwa dirinya tidak tahu. Orang lebih memilih mengarang dan membuat asumsi sendiri. Padahal jika kita mau mengakui ketidak-tahuan kita, kita akan mulai mencari tahu. Dan mengikuti rasa ingin tahu itu bisa membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Kenapa bisa begitu? Bayangkan saja jika kita hidup di dunia dimana orang-orang hanya memikirkan salah atau benar tanpa mau tahu apalagi mencari tahu lebih jauh inti masalahnya. Tentu kita semua tidak akan merasa nyaman.

Umumnya orang akan cenderung mencari jalan termudah yang belum tentu benar, dan mungkin saja hasilnya malah merugikan banyak orang. Oleh karena itu, Levitt dan Dubner menulis buku ini dengan harapan semakin banyak orang yang mau membuka pikirannya untuk mau berpikir tidak biasa agar mendapatkan hasil yang luar biasa.

Ada qoutes yang sangat saya suka dari buku ini, yaitu:

“Kita adalah budak dari prasangka kita sendiri.”

dan

“Merasa benar itu tidak berarti benar.”

Membaca ini rasanya seperti disadarkan dari kenyataan yang selama ini ada. Memang terkadang kita perlu bantuan orang lain untuk menyadari sesuatu.

Ada banyak sekali hal menarik dan cerdas yang saya temukan dari buku Think Like A Freak ini. Saya jadi belajar banyak hal. Bagi kalian yang ingin menambah referensi buku, buku ini bisa menjadi salah satu pilihannya. This book is worth it.

Kekurangan dari buku ini hanyalah masalah terjemahannya yang kurang sesuai. Masih bisa dimengerti dan dipahami, namun agak kurang greget bila dibandingkan saat membaca versi aslinya yang berbahasa Inggris mengingat buku ini cukup provokatif.

Jika berminat, anda bisa membeli buku Think Like A Freak ini di Gramedia seharga Rp 79.000,00 (klik).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *