Seni Menghadapi Orang Lain Dengan Menjadi Diri Sendiri

Dimanapun kita berada, kita akan selalu bertemu dengan orang lain. Kita adalah mahluk sosial yang pasti akan selalu membutuhkan orang lain. Jadi, mau tidak mau, kita harus menghadapi orang lain.

Ada orang yang secara natural bisa begitu saja akrab dengan orang lain, dan ada juga yang tidak tahu harus bagaimana berinteraksi atau bernegosiasi dengan orang lain.

Saya memiliki seorang teman yang “katanya” tidak bisa bernegosiasi dengan orang lain, tapi nyatanya, secara tidak sadar, dia telah banyak bernegosiasi. Jadi, masalahnya bukan bisa atau tidak bisa, tapi mau atau tidak mau.

Saat berinteraksi atau bernegosiasi dengan orang lain, pasti akan ada yang namanya konflik, sekecil apapun itu. Manusia memiliki kepala yang berbeda dengan pemikiran yang berbeda pula. Menghindari konflik adalah hal yang nyaris tidak mungkin.

Kita sendiri secara pribadi saja bisa mengalami konflik batin, apalagi dengan orang lain, ya kan?

Nah, menghadapi orang lain itu ada seninya. Seni tidak hanya melulu tentang gambar, lagu, ukiran, ataupun semacamnya. Hal yang dilakukan dengan hati juga bisa dikatakan sebagai seni, karena segala yang dari hati selalu menampakkan keindahan, sebagaimana sebuah seni.

Lalu bagaimanakah cara berinteraksi dengan orang lain? Bagaimana menghadapi orang lain? Atau bagaimana cara mengatasi konflik?

Seni mwnghadapi orang lain.
Cara berinteraksi dengan orang lain.

1. Membaca Situasi

Ini adalah langkah awal dalam setiap interaksi. Observasi itu penting untuk mengetahui langkah apa yang akan diambil dan mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi.

Misalkan kita ingin akrab dengan seseorang, maka bukalah obrolan dengan topik ringan, misalkan tentang cuaca atau hal umum lainnya. Tapi perlu diingat, sampaikanlah 1 atau 2 topik ringan, selanjutnya tergantung responnya. Kalau kita terlalu banyak mengobrol topik ringan, kita akan terkesan basa-basi dan membosankan.

2. Membicarakan Topik Yang Orang Lain Suka

Ada banyak hal yang bisa dibicarakan dengan orang lain, namun mereka memiliki ketertarikannya masing-masing.

Cobalah buka pembicaraan ke arah yang lebih nggak basa-basi. Kalau laki-laki akan cenderung menyukai topik tentang olahraga, politik, ekonomi, dan teknologi. Sementara kalau perempuan cenderung menyukai hal tentang fashion, make up, ataupun trend masa kini. Kalau dia tomboy bagaimana? Setomboy-tomboynya perempuan, ia tetap memiliki naluri keibuan. Coba angkat topik mengenai berita yang menyentuh, seperti perburuan hewan, seorang anak yang menelantarkan orang tuanya, atau tentang hal yang berbau sosial.

Namun jika kalian masih bingung, ada topik universal yang disukai semua gender, yaitu tentang film, musik, buku dan hot news. Semua topik itu masih terbagi dalam beberapa genre, dan mereka pasti memiliki genre favorit masing-masing.

Cobalah untuk membahas sebuah topik, kalau dia memberi respon baik, maka topik itu bisa dilanjutkan, kalau tidak, ya carilah topik lain.

3. Menanyakan Tentang Dirinya

Siapa sih yang tidak suka menceritakan atau membahas tentang diri sendiri? Maka dari itu, hal ini bisa dipakai untuk masuk ke percakapan yang lebih personal. Memang tidak sembarang orang mau menceritakan kehidupan pribadinya, apalagi kalau kalian bukan orang terdekatnya.

Awali dengan menanyakan darimana ia berasal, atau dimana ia bekerja. Biasanya topik ini dapat membawa ke pembicaraan lebih jauh. Namun semua tergantung bagaimana kita membawanya. Jangan terkesan terlalu cuek tapi juga jangan terlalu kepo. Secukupnya saja.

4. Menceritakan Hal Yang Lucu

People who laugh together will stay forever.

Kalian pasti pernah mendengar quote ini sebelumnya, dan itu ada benarnya. People dalam konteks ini bisa diartikan sebagai keluarga, pasangan, sahabat atau relasi.

Membuat orang tertawa memang adalah hal yang tidak mudah, apalagi kalau kita bukan orang yang humoris. Tapi kalian bisa mencoba dengan menceritakan pengalaman pribadi yang lucu. Kemudian bisa dilanjutkan dengan menunjukkan gambar atau meme lucu.

Bagaimana kalau dia tidak tertawa? Jangan khawatir. Kalian bisa tertawa duluan yang secara tidak sadar bisa mempengaruhinya untuk ikut tertawa.

Tertawa itu menular, dan tertawa bersama dapat mencairkan suasana dan membuat kita merasa akrab dengan orang lain.

5. Keep In Touch

Jarak dan waktu dapat menjadi kendala dalam membina hubungan dekat dengan orang lain. Namun kita sudah hidup di zaman yang segalanya serba canggih, jadi tidak ada alasan tidak bisa menghubungi orang lain. Kita bisa ber-chat-ria, phone call via sosmed, atau bahkan video call.

Membina hubungan baik dengan orang lain adalah hal yang baik. Jadi sempatkanlah waktu untuk menanyakan kabar. Hal ini menunjukkan bahwa kita mengingatnya walau terpisah jarak dan waktu.

Lalu bagaimana dengan mereka yang hampir lost contact karena sama sekali tidak ada kabar? Berinisiatiflah untuk memulai duluan.

Bagaimana kalau respon mereka dingin dan terkesan cuek karena respon yang singkat atau seadanya? Ya sudah, setidaknya kalian sudah berinisiatif baik.

Memang pada dasarnya, hubungan akan teruji olah jarak dan waktu. Malah dengan begitu, kalian akan mengetahui mana hubungan yang layak dipertahankan dan mendapat perhatian kita.



6. Memahami Prioritas

Kita akan bertemu dengan banyak orang, namun tidak semua bisa benar-benar masuk dalam kehidupan kita. Kita cenderung akan memberikan waktu dan perhatian kepada mereka yang ada pada lingkup kita saat itu.

Kita adalah manusia biasa yang tidak bisa menyenangkan semua orang, seperti yang pernah saya sebutkan di artikel sebelumnya – 30 Kebiasaan Buruk Yang Harus Dihentikan Sebelum Berusia 30 Tahun, dan itu wajar, sangat manusiawi.

Kita juga tidak akan bisa membagi perhatian ke banyak orang sekaligus. Selain itu ada banyak hal yang membuat perhatian kita terpecah, entah masalah pekerjaan, atau masalah finansial, dan lain-lain.

Maka prioritaskanlah mereka yang berarti dalam hidup kita, mereka yang menyayangi dan peduli pada kita, seperti keluarga dan sahabat. Merekalah yang akan ada saat kita membutuhkan, bukan mereka yang jauh atau yang tidak mau membina hubungan baik dengan kita.

7. Saringlah Pendapat Orang Lain

Setiap orang bebas berpendapat tentang apapun, maka hormatilah. Termasuk ketika orang lain berpendapat buruk tentang kita atau bahasa Jawanya adalah – ngarasani, atau menjelek-jelekan kita.

Jika pendapat tidak mengenakkan itu adalah kritik yang membangun, maka terimalah dengan lapang dada. Tidak mudah memang, tapi kenyataan terkadang memang menyakitkan.

Namun jika sudah dalam konteks mencari-cari kesalahan atau kejelekan kita, maka abaikanlah. Orang yang hanya bisa menjelekan kita, sebenarnya adalah orang yang iri pada kita, karena kita memiliki apa yang tidak mereka miliki. Orang yang seperti itu sebenarnya adalah orang yang lemah, jadi pahamilah.

Hanya orang yang kuat yang mampu mengkritik dan memberikan solusi dan dukungan. Seperti kata orang, lebih mudah berkata daripada bertindak, dan yang hanya bisa berkata tanpa bertindak hanya orang lemah.

Selain itu, kita juga tidak hidup untuk menuruti dan mengikuti pendapat orang lain, kita akan lelah jika hanya memikirkan apa kata orang lain. Terimalah pendapat yang bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik.

8. Memahami Orang Lain

Sadari bahwa seseorang akan bersikap dan bertindak sesuai dengan kesadaran mereka masing-masing.

Pasti kalian pernah stres, bingung atau tidak mengerti akan tindakan atau sikap orang lain. Kenapa mereka suka marah-marah? Kenapa dia orangnya cuek banget? Kenapa orang itu sangat menyebalkan?

Serius, kalian bisa jadi gila sendiri kalau mencoba mencari jawabannya dengan nalar kita. Tidak semua pertanyaan ada jawabannya. Dalam hal ini cukup terimalah dan pahamilah bahwa memang itu yang terbaik yang bisa mereka lakukan dengan seluruh kesadaran yang mereka miliki.

Tidak perlu juga mencoba mengubah mereka. Mereka takkan bisa berubah jika bukan dari kesadaran dirinya sendiri.

9. Menghormati Keputusan Orang Lain

Sesuai kesadarannya, manusia akan membuat keputusan dalam segala hal, baik dalam hal pekerjaan, keluarga, cinta, keuangan, dan sebagainya.

Menghormati keputusan yang menguntungkan kita adalah hal yang mudah. Lalu bagaimana dengan keputusan yang merugikan kita? Seperti kekasih yang memutuskan mengakhiri hubungan dengan kita, atau teman-teman yang menjauh dari kita. Memang bukan rugi materi, tapi perasaan.

Itulah kehidupan. Tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan.

Mungkin kita bisa mengubah keadaan dengan mengubah diri jadi lebih baik, mengintrospeksi diri, namun bila itu tidak cukup, maka ikhlaskanlah. Setidaknya kita sudah berusaha. Seiring berjalannya waktu, kita akan menemukan orang yang terbaik dan sesuai untuk kita.

10. Menjadi Diri Sendiri

Mampu menerima, mencintai dan menjadi diri sendiri bukanlah hal yang mudah. Banyak orang yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa jadi diri sendiri.

Sejak kecil, kita mulai belajar mencari jati diri, mencari tahu peran kita dalam komunitas, cara agar disukai semua orang, dan menghindari konflik. Kehidupanlah yang membentuk pribadi kita.

Kita sering merasa takut menjadi diri sendiri karena khawatir tidak diterima orang lain, dan memilih menjadi orang lain yang sesungguhnya tidak membuat kita merasa nyaman, hanya demi penerimaan dari orang lain, demi disukai orang lain.

Padahal, yang membuat orang lain menyukai kita adalah keunikan kita, our originality. Mereka yang datang pada kita saat kita tampil apa adanya adalah orang-orang yang sebenarnya kita perlukan dalam hidup. Sementara mereka yang pergi, bukanlah orang yang kita butuhkan.

11. Jujur

Nah ini adalah cara terbaik bernegosiasi. Sampaikanlah keadaan apa adanya, apa pendapat dan keinginan kita sesuai dengan apa yang kita pikirkan.

Tidak perlu takut mendapat respon negatif, selama kita menyampaikannya secara positif, tidak marahmarah atau ngotot, orang lain juga tidak akan marahmarah.

Jika kita jujur dan apa adanya, kesungguhan kita akan terlihat, apa yang terasa dalam hati kita akan terasa sampai hati orang lain pula. Jika sudah begitu, kesepakatan pun bisa dibuat.

Tapi perlu diingat, tidak semuanya akan berjalan sesuai keinginan kita. Jadi ambil dan terima resikonya. Entah ditolak, entah diterima, yang terpenting kita sudah memberikan yang terbaik. Kalau kita tidak mengambil resiko, kita tidak akan pernah mendapatkan apa-apa.

***

Itulah seni menghadapi orang lain. Selamat mempraktikannya dengan orang lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *