Tidak Ada Seorangpun Yang Benar-benar Memikirkan Kita

Mungkin hal ini terdengar menyakitkan dan tidak mengenakan bahwa tidak ada seorangpun yang benar-benar memikirkan kita, namun dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, hasilnya membuktikan bahwa kenyataannya seseorang hanya akan memikirkan dirinya sendiri.

Namun fakta ini juga bisa dibilang ‘melegakan’. Kenapa? Karena kita tidak perlu khawatir tentang apa kata orang lain terhadap apapun yang ada pada kita.

Seseorang Akan Cenderung Memikirkan Dirinya Sendiri | arum.me
Seseorang Akan Cenderung Memikirkan Dirinya Sendiri | Photo by Laurenz Kleinheider / Unsplash

Tidak Ada Seorangpun Yang Benar-benar Memikirkan Kita

Nggak percaya? Apakah anda kira orang lain akan menghabiskan waktu memikirkan kita? Apakah anda pikir orang lain benar-benar mengurusi kita, entah seperti apa penampilan kita, cara bicara kita, cara kita melakukan sesuatu?

Penelitian Membuktikan Bahwa Kita Hanya Memikirkan Diri Sendiri

Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Marriott dan rekan di Dunbar pada tahun 1997, mereka meneliti tentang topik dan isi percakapan. Hasilnya, 78% percakapan adalah membicarakan diri sendiri atau persepsi diri terhadap sesuatu. Sekalipun mendengarkan, mereka cenderung mendengar pendapat tentang mereka sendiri.

Ada sebuah penelitian lain yang dilakukan oleh Tamir dan Mitchell dari Harvard University pada tahun 2013. Hasilnya menunjukkan bahwa seseorang akan membuat ‘patokan’ berdasarkan pengalaman pribadinya untuk menilai orang lain.

Pada penelitian terbaru yang dilakukan pada tahun 2018 oleh Meyer dan Lieberman, mereka menemukan teori mengapa seseorang cenderung memikirkan dirinya sendiri. Ada area tertentu pada otak (MPFC/DA 10) yang dianggap sebagai area ‘settingan‘ awal atau wilayah default network.

Area ini akan aktif apabila seseorang sedang beristirahat dan tidak terpapar faktor eksternal dalam bentuk apapun. Menurut hasil penelitian, area inilah yang juga bekerja saat seseorang memikirkan dirinya sendiri.

Otak Kita Diatur Untuk Memikirkan Diri Sendiri

Fakta-fakta ilmiah yang sudah saya sebutkan di atas mendukung fakta bahwa kita memang memikirkan diri sendiri.

Kita lebih banyak membicarakan diri sendiri daripada orang lain, menilai orang lain dengan patokan asumsi diri sendiri, bahkan otak kita juga terbentuk sedemikian rupa untuk memikirkan diri sendiri.



Saat Kita Merasa Dinilai Oleh Orang Lain, Sebenarnya Kita Sedang Menilai Diri Sendiri

Cobalah jujur pada diri sendiri. Misalkan begini, saat kita merasa orang lain menganggap kita lemah, siapa yang membuat kita berpikir kita lemah? Ya diri kita sendiri.

Sampai kapanpun kita tidak akan benar-benar tahu apa yang ada dalam pikiran orang lain, yahh kecuali kalau kita mind-reader. Hehehe.

Kenyataannya, orang lain di sekitar kita memikirkan bagaimana pendapat kita mengenai diri mereka sendiri. Seperti pada sebuah quote dari Bette Middler dari Beaches:

Enough about me, let’s talk about you. What do you think of me?

Nah.. ujung-ujungnya ngomongin dirinya sendiri kan? Alami sih walau terkesan nyebelin. Kenapa nyebelin? Karena nggak ngomongin diri kita. Mulai kerasa kan kalau kita secara alami atau naluriah memikirkan diri sendiri?

Terkadang Orang Lain Menghakimi Kita, Namun Kenyataannya Tidak Seperti Yang Kita Pikirkan

Hal ini bukan berarti tidak ada orang yang akan berpikir negatif tentang kita. Tetap ada, hanya hal itu bukan 100% tentang kita, namun sebagian besar adalah mengenai dirinya sendiri.

Orang yang paling suka berpikiran negatif atau menghakimi orang lain, sebenarnya ada sesuatu yang negatif pada dirinya. Ia tidak yakin dengan dirinya sendiri. Karena, orang yang positif akan berpikir positif tentang orang lain.

Jadi, kalau kita menemukan orang yang menghakimi kita, berbicara tidak baik tentang kita, jangan dimasukan dalam hati. Mulailah dengan bertanya pada diri sendiri, “Hal negatif apa yang ada pada dirinya yang membuatnya memiliki patokan tertentu untuk menilai negatif diri kita?

Bebaskan Dirimu Dari Ketakutan Akan ‘Apa Kata Orang’

Setelah mengetahui fakta bahwa tidak ada seorangpun yang benar-benar memikirkan kita, kita bisa bernafas lega. Kita tidak perlu khawatir mengenai apapun pendapat orang lain tentang diri kita. Kita bisa bebas memilih hal apa yang mau kita percayai mengenai diri kita sendiri.

Pada akhirnya, kita manusia memang membutuhkan orang lain sebagaimana kita adalah mahluk sosial. Namun di sisi lain, kita juga adalah pribadi individualis yang secara alami cenderung memikirkan dirinya sendiri.

Baik kah memikirkan diri sendiri? Baik, jika kita benar-benar memahami bahwa memikirkan diri sendiri, maka kita tidak akan merugikan, menyakiti, ataupun melukai orang lain. Kok bisa? Ingat kata pepatah “What Goes Around Comes Back Around“? Well, that’s true.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *