Review Film Bumblebee – Ngegemesin Banget!
Ada yang sudah nonton film Bumblebee yang premiere 19 Desember 2018 ini? Setuju kan kalau filmnya ngegemesin banget? Hehe.
Latar film ini adalah masa sebelum robot Bumblebee bertemu dengan mas–mas hot – Sam Witwicky di film Transformers pertama pada 2007. Trend film sekarang kan tentang sejarah atau asal-muasal suatu karakter hero tertentu. Setelah gencar film Aquaman, nggak lama setelah itu muncul film Bumblebee ini.
Saya suka banget sama film ini. Sensasi dan perasaannya masih kebawa bahkan saat menulis review ini. Film berdurasi 1 jam 53 menit ini sukses membuat penonton nggak ‘ketiduran’ selama penayangannya.

Masih nyambung dengan Transformers, adegan awalnya ya perang antara Decepticons dan Autobots di planet Cybertron. Optimus Prime sedang berkelahi dengan para robot Decepticons, lalu si prajurit B-127 (nama asli Bumblebee) datang membantunya. Walau ukurannya kecil bila dibanding dengan robot lainnya, namun B-127 dapat bertarung dengan gesit dan lincah.
Autobots kalah dan mundur dari perang lalu melarikan diri ke berbagai planet lain. Saat itu, Optimus Prime menugaskan B-127 untuk menuju ke planet bumi dan membuat markas Autobots disana karena dianggap ‘terpencil’. Seperti biasa, Optimus dengan jiwa leader sejatinya mengorbankan diri dengan terus melawan semua pasukan Decepticons sendirian agar prajurit-prajurit Autobots yang tersisa dapat menyelamatkan diri keluar dari Cybertron.
B-127 pergi meninggalkan Cybertron dengan sedih sambil memandangi sosok Optimus yang sendirian melawan banyak musuh, tapi memang tugas prajurit untuk mematuhi dan mengemban tugas yang diberikan oleh pimpinannya. Kesan yang saya dapat, Optimus seperti bapak yang berkorban untuk anak laki-lakinya, yaitu si B-127. Mata saya sukses berkaca-kaca.
Robot B-127 pun berhasil sampai ke bumi. Sayangnya, ia mendapat sambutan yang buruk dari pihak militer yang kebetulan sedang latihan perang pada saat itu. Belum lagi salah satu robot Decepticons berhasil mengikutinya. Perlawanan tersebut membuat B-127 terluka parah dan kehilangan memori serta suaranya. Sebelum shutting–down, B-127 masih sempat men-scanning kendaraan kuning terdekat dan mentransformasikan dirinya menjadi VW Beetle.
Scene berlanjut dengan pengenalan tokoh utama manusia, yaitu seorang gadis tomboy berusia 18 tahun bernama Charlie Watson (Hailee Steinfeld) yang mengalami kesedihan mendalam karena kematian ayahnya. Sedih lagi kan, I miss Daddy. Huhu.
Kontak pertama B-127 yang mengalami hilang ingatan dan Charlie sangat kocak. Si robot begitu lugu dan kekanakan seperti bocah. It makes him so cute and adorable. Ngegemesin banget pokoknya. Saat inilah Charlie memberinya nama Bumblebee.
Konflik dimulai saat posisi Bumblebee di bumi diketahui oleh Decepticons. Belum lagi pihak militer yang terus memburunya. Sang sutradara – Travis Knight mampu membuat konfliknya sedemikian rupa sehingga sukses membuat penonton gemas, geregetan dan cemas. Belum lagi humor berbalut satire yang melengkapi kaseruan film ini.
Drama dalam film ini juga bisa dibawakan dengan pas dan nggak lebay. Film ini aman ditonton untuk semua umur (SU) dan bisa dikategorikan dalam film keluarga, karena selain bebas dari scene dewasa maupun kata kasar, filmnya juga seru sekaligus sweet.
Gara-gara film ini, saya jadi sadar kalau lagu-lagu jaman dulu itu banyak yang catchy dan enak didengar. Saya nggak tahu semua lagunya, tapi saya menikmatinya. Hehe.
Sesaat setelah tulisan credit title pertama muncul, jangan langsung beranjak dari tempat duduk ya, soalnya masih ada sedikit lanjutannya. Soalnya pas saya nonton, banyak penonton yang langsung beranjak pergi.
Overall, film ini bagusss. I enjoyed it very much. Penonton sukses dibuat tertawa, gemas, dan menangis hanya dengan menonton satu film ini. Recommended lah. Buat yang mau nonton, kalian nggak akan rugi.