5 Fase Emosi Yang Muncul Saat Kita Bersedih
Apa itu 5 fase emosi yang muncul saat kita bersedih? Kita semua pasti pernah mengalami kesedihan, entah karena tujuan yang belum juga tercapai, mimpi yang belum terwujud, atau harapan yang tak sesuai dengan kenyataan. Semua hal itu terasa menyakitkan sehingga membuat kita merasa terluka dan sedih karenanya.
Kesedihan adalah sebuah emosi yang memiliki 5 fase sebelum akhirnya berakhir dan membuat kita mampu merasakan kebahagiaan. Saya ambil contoh kejadian yang menyedihkannya adalah putus dengan pacar, karena semua pasti pernah mengalaminya, pasti nyesek.
Lalu, apa saja 5 fase emosi yang muncul saat kita bersedih?

Artikel ini membahas:
5 Fase Emosi Yang Muncul Saat Kita Bersedih
1. Penyangkalan
Saat hal yang menyedihkan terjadi, fase pertama yang akan terjadi adalah penyangkalan. Kita akan menyangkal keadaan menyedihkan tersebut. Ibarat adegan di film-film kalau ada lakon baik yang mati, tokoh utama biasanya akan berteriak, “Nooooo!”
Kita akan cenderung menutup semua fakta bahwa harapan itu telah pupus, hubungan itu harus berakhir, atau menganggap bahwa semua hal menyedihkan itu tidak mungkin terjadi, dan akan sangat berharap bahwa semua itu hanya sebuah mimpi.
Seperti putus dengan pacar yang setelah selama ini menjadi salah satu orang terpenting dalam hidup kita, tiba-tiba ia harus pergi meninggalkan kita, pasti berat untuk melepasnya begitu saja. Akan ada banyak penyangkalan-penyangkalan yang muncul dalam kepala, “Dia pasti lagi emosi sesaat saja”, “Dia pasti balik lagi”, dan sebagainya.
Tapi percayalah, mau sehebat apapun kita membohongi diri sendiri, hati nurani kita tahu bahwa semua itu nyata terjadi. Dan kenyataan itulah yang menyakitkan.
2. Kemarahan
Fase kedua saat kesedihan hadir dalam hidup adalah kemarahan. Kita akan marah dengan keadaan, atau akan menyalahkan orang lain dan diri sendiri.
Saat sang pacar ngajak putus, pada fase kedua, kita akan mulai menyalahkan banyak hal, seperti mengapa dia tega mengambil keputusan itu setelah sekian lama bersama. Menyalahkan diri sendiri adalah akhir fase kedua, kita akan mulai mencari-cari segala hal buruk yang pernah dilakukan yang mungkin menjadikan sang mantan memilih untuk pergi.
“Mungkin saya keterlaluan”, “Mungkin saya kurang perhatian”, “Harusnya saya tidak bersikap berlebihan waktu itu”, atau dalam fase yang cukup parah, kita bisa mengutuk dan bersumpah serapah kepada dia, dan masih banyak lagi kemarahan yang muncul dalam pikiran kita.
3. Penawaran
Ketika kemarahan mulai reda karena kita sadar bahwa masih menyayanginya, kita akan menurunkan ego kita dan meminta maaf atas segala hal khilaf yang mungkin telah kita lakukan, dan memohonnya untuk kembali dengan menawarkan segala janji bahwa kita akan memperbaiki kesalahan. Atau kita akan minta kesempatan lagi untuk memulai hubungan “berharga” itu dari awal.
“Seharusnya saya bersikap lebih baik”, “Seharusnya saya tidak melakukannya”, dan lain-lain. Semua penawaran mungkin akan diberikan demi mendapatkan hatinya kembali.
4. Depresi
Saat segala upaya telah dilakukan untuk memiliki kembali hubungan yang telah berakhir tersebut, namun gagal, kita akan memasuki fase emosi keempat, yaitu depresi. Pada fase ini, logika biasanya akan lumpuh. Segala kemungkinan yang telah dipikirkan tidak membuahkan hasil.
Depresi muncul karena kita sadar bahwa sudah tidak ada lagi hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Kalau sudah seperti ini, terkadang orang bisa bersikap seperti orang gila.
5. Penerimaan
Untuk bisa sampai pada fase emosi terakhir ini, diperlukan waktu yang lebih lama daripada fase yang lainnya. Sebentar atau lamanya, tergantung dari masing-masing karakter. Orang yang sudah biasa mandiri, cenderung bisa menerima kenyataan lebih cepat daripada mereka yang tidak, namun bukan berarti mereka tidak merasakan sakitnya.
Pada fase kelima ini, kita sudah mulai menerima kenyataan bahwa hubungan dengan pacar memang sudah benar-benar berakhir, namun bukan berarti kita sudah benar-benar move on, namun ini adalah proses awal.
Cara Untuk Memudahkan Dalam Melalui 5 Fase Emosi Saat Bersedih
Kebahagiaan dan kesedihan akan selalu ada dalam hidup. Karena ada rasa sedih, maka kita bisa merasa bahagia. Jadi, cara untuk memudahkan kita melalui kesedihan adalah dengan membiarkan rasa sakitnya kesedihan. Terima rasa sakitnya, nikmati prosesnya, ambil pelajarannya.
Sebagaimana kita menerima dan menikmati kebahagiaan, seperti itu juga kita menyikapi kesedihan. Memang nggak gampang, susah banget malah. Tapi inilah yang membentuk kita menjadi manusia yang manusiawi.
“Luka akan cepat sembuh jika kita tidak sering menyentuh lukanya.”
Kesedihan muncul karena adanya luka dalam diri. Biarkan saja luka itu sembuh dengan sendirinya. Dengan menerima setiap prosesnya, kita pun akan semakin mudah move on.
Bagi yang masih galau dengan mantannya dan masih dalam proses “berharap kembali”, jika memang perpisahan itu karena sikapnya yang tidak baik, jangan pernah berharap untuk bisa mengubahnya.
“Kita tidak bisa menjadikan seseorang menjadi sesuatu yang bukan dirinya.”